BAB I
PENDAHULUAN
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q. S AT-Taubah: 18)
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S AL-Baqarah: 249).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q. S. ALI-Imron: 110).
“Ada tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka (dihari kiamat) yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil, anak muda yang tumbuh/menjadi dewasa dalam keadaan selalu mengabdi kepada Allah Swt. Seorang yang terpaut hatinya kemasjid, dua orang yang mengasishi karena Allah mereka berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang di rayu oleh seorang perempuan yang berpangkat/bangsawan nan pula cantik tetapi menolak dan berkata sungguh aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah kemudian merahasiakannya seolah-olah tangan kirinya tiada mengetahui apa yang diinfakan oleh tangan kanannya itu, seseorang yang selalu ingat kepada Allah di kala berkhalwat/sendiri hingga kedua air matanya”. (H. R. Bukhori dan Muslim).
Qaul Umar bin Khatab : “Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir”.
Peradaban modern telah menyeret manusia kepada macam krisis, terutama krisis mental dan spiritual masyarakat, khususnya yang menimpa pemuda sebagai generasi penerus sangat begitu memprihatinkan. Hal tersebut terlihat pada maraknya kasus penyalahgunaan narkoba, tawuran, perjudian, dan seks bebas yang berujung pada aborsi dan penyebaran HIV AIDS yang sangat marak di usia remaja dan pemuda. Di tambah lagi sikap malas, inferior ( merasa rendah ) dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba instan dan sikap mental negatif lainnya yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi.
Pembentukan HIPMA Masjid Besar Ujung Berung merupakan salah satu langkah strategis Dewan Keluarga Masjid Besar Ujung Berung untuk mengembangkan sayap dakwahnya dengan target pemuda dan remaja. Disadari atau DKM membutuhkan peran pemuda masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya, pemuda masjid diharapkan mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap-luap ingin menunjukan jati dirinya.
HIPMA Masjid Besar Ujung Berung merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja dan pemuda, karena tanpa mengurangi cirri khas remaja dan pemuda untuk berkreasi dan berkarya, HIPMA Masjid Besar Ujung Berung memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktifivitas tersebut.
BAB II
KEGIATAN DAN PENGURUS MASJID BESAR UJUNTG BERUNG
A. Pengurus DKM dan Kegiatan Masjid Besar Ujung Berung
1. Pengurus DKM Masjid Besar Ujungberung Periode 2008 - 2011
Pelindung:
- Walikota Bandung,
- Muspika Kecamatan Ujungberung
Penasehat:
- Drs. H. UU Rukmana, M.Si.,
- Prof. DR. H. Salim Umar, MA.,
- Drs. H. Sukriyadi Sambas, M.Si.,
- Drs. H. Ma’mun
- Drs. H. Hemsa
Pembina:
- Kepala KUA Kecamatan Ujungberung,
- Ketua MUI Kecamatan Ujungberung
Pengurus
Ketua Umum : H. Yusuf Supardi, S.I.P
- Ketua I (Bidang Imarah) : Drs. H. Ahmad Hidayat
- Ketua II (Bidang Riayah) : Drs. H. Mualif
- Ketua III (Bidang Idarah) : Drs. Hoeruman Abdul Jalil
- Ketua IV (Bidang PHBI dan Sosial) : Drs. Unang Jamaludin
Sekretaris Umum: Asep Sulaiman, S.Ag.
- Sekretaris I: Drs. Satam Surya Atmaja
- Sekretaris II: Agus Tatang, S.H.I
Bendahara Umum: Drs. H. ENDIN HASANUDIN
- Bendahara I: H.R. Koestiaman
- Bendahara II: H. Arifin Ghozali
A. Kesekretariatan;
Koordinator: Abdullah Muttaqin, S.Pd.I.
Anggota
- Asep Dudung
- Zainuri
B. Dakwah, Ta’mir Harian dan PHBI;
Koordinator: Muslihuddin, S.Pd.I.
Anggota
- Solihin
- Ali Nurdin
- Abdurrahim
- Solihadin
- MUH. Jaelani
C. Pendidikan, Pelatihan dan Pengkaderan;
Koordinator : Dadang Hamdullah, S.Pd.I
Anggota
- Titin Supriatin, S.Ag.
- Ahmad Husaini
- Agus Shodikin
- Drs. Zaenal Arifin
- Aep Syaefullah AR
- Dede Syamsuddin
- II Sukasa, S.Ag.
D. Pembangunan dan Pemeliharaan Prasarana;
Koordinator: Drs. H. Musa Dirja
Anggota
- H. Eman Somantri
- Warya Aryadi
- Ade Rachman
- MUH. Solihin
- H. Anwar
- H. Ijang Jafar
E. Pemeliharaan Kebersihan dan Keindahan;
Koordinator: H. Alit Hidayat
Anggota
- Tasyirifin
- Eman Sulaeman
- Endang Yuyun Heryanto
- H. Sentana
- Mahdor
- Yaya Mulyana
- Oman
- Deni Kurnia
F. Peralatan dan Perlengkapan;
Koordinator : Dayat Sumantri
Anggota
- Hobir Rustandi
- Ceffy Sumantara
- Endang Nana
G. Pengembangan Kegiatan Kepemudaan;
Koordinator : T. Syamsuddin
Anggota
- Budi Tresnayadi, SH. M.Ag.
- Muslih, S.Ag
- Udin Ali Nurdin
- Drs. Nanang Herman
- Dadan Dartendi
I. Informasi, Komunikasi dan Publikasi;
Koordinator : Dede Rachmat
Anggota
- Toto Suharto
- Ade Komar
- Suhada
- Engkus Kusnandar
- Uus Rukandra
- O. Sudrajat
H. Pengembangan Kegiatan Kewanitaan;
Koordinator : Siti Maryam S. Sambas
Anggota
- Nani Suharni
- HJ. Aat Atnah
- Sofiah
- HJ. Asmanidar
- Ny. Sampolanda
- Epon Julaeha
- Ate
K. Kesejahteraan dan Sosial;
Koordinator : H. Haer Surjaman
Anggota
1. Jajang Sihabuddin
2. H. Basyirun
3. Wawan Lesmana
4. Ade Tisna
5. H. Mamat Hidayat
6. Sofyan Saori
J. Keamanan dan Ketertiban;
Koordinator : Ferry Juansyah
Anggota
- Dedi Supardi
- Ikin
K. Pengurus Bulletin Gema
Susunan Pengurus Bulletin Gema Masjid Ujungberung
Penanggung Jawab : H. Yusuf Supardi, SIP (Ketua DKM)
Pimpinan Umum : Asep Sulaeman, Sag
Sekretaris : Ali Nurjaman
Bendahara : Budi Tresnayadi, SH., MH
Pimpinan Redaksi : Aep SAR
Reporter : Fauzan Syaukani, Asep Dudung, Revi Asy'ari, Syarif Hidayat, Hasrul Tsani
Layout/Desain Grafis : Wawan M. Ikwan, Leon Rohendi, Rahmat Sudianto, Yanwar Hidayat
Marketing : Zaenuri, Adang Somantri
Distribusi : Asep Deni, Suherlan Maulana, Robi Riantori
2. Jadwal Kegiatan Rutin
DKM Masjid Besar Ujungberung menyelenggarakan kegiatan rutin yang bisa diikuti oleh umum. Berikut ini jadwal kegiatan rutin yang diselenggarakan :
1. Kajian Fiqih
Malam Sabtu (Minggu Ke - 2, Ba'da Isya)
Nara Sumber : DRS. H. MUH.Fauzan Zaenuri M.Ag (DOSEN FAK. SYARI'AH DAN HUKUM UIN SGD BDG)
2. Istighasah (Do'a Bersama) Setiap malam Senin (Minggu Ke - 2, Ba'da Isya)
3. Pendidikan & Pelatihan Tilawah AL-Qur’an
3. Pendidikan & Pelatihan Tilawah AL-Qur’an
Setiap Hari Ahad (Ba'da Dhuhur)
Pembina:
1. UST. Dadan Hamdullah, S.Pd.I
2. UST. II Suarsa S.Pd.I
4. Kajian Tafsir
Setiap Malam Sabtu minggu ke-1 Pukul 19.30
Nara Sumber : Prof. Dr. K.H. Nurwajah Ahmad, M.A
5. Kajian Aqidah Akhlaq
Setiap Malam Sabtu ke – 4
Nara Sumber : DR. K. H. Syukriyadi Sambas, M.SI (KETUA LPM UIN SGD BDG)
6. Pengajian Bulanan Ibu-ibu
Setiap Hari Sabtu Minggu ke-2,3,4 (Pukul 09-11)
7. Pengajian Mingguan Ibu-ibu
Setiap Hari Selasa (J. 9-11)
Rabu (Ba'da Ashar)
Kamis J. 9-11)
8. Pelatihan Bahasa Arab
Setiap Hari Sabtu J. 13 - 14.30
9. Kuliah Dhuha
Setiap Hari Rabu J. 08.00 - 09.00
B. Program dan Analisis HIPMA Masjid Besar Ujung Berung
1. Program Kerja HIPMA Masjid Besar Ujung Berung
1. Sekretariat
a. Pengadaan Perlengkapan
b. Pembuatan Pusat Informasi
2. Seksi Pendidikan dan Latihan (Diklat)
a. Pengajian rutin pemuda
b. Mengadakan kegiatan penerimaan anggota baru
c. Membuat alur kaderisasi untuk anggota baru, sebelum menjadi pengurus
d. Gema Ramadhan
e. Diskusi dan Seminar
f. Pelatihan
g. Mengadsakan kegiatan olah raga dan latihan bela diri silat
h. Membentuk PIB (Pusat Inkubasi Bisnis) Pemuda Masjid
i. Bimbingan Belajar
3. Seksi Dakwah dan Kesenian
a. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
b. Bakti Sosial
c. Mading
d. Bulletin
e. Diskusi regular
f. Membentuk tim kesenian Islami
g. Mendata seluruh kegiatan halaqoh yang biasa ada di masjib besar ujungberung
4. Seksi Informasi dan Penerangan Organisasi
a. Publikasi lewat berbagai media
b. Penyebaran surat
c. Menjalin kerja sama dengan ORMAS, OKP, dll.
d. Mengadakan studi banding
e. Mengagendakan silatrrahmi ke beberapa tokoh keagamaan dan pemerintahan
2. HIPMA Masjid Besar Ujung Berung dari Segi Manajemennya
a) Tujuan HIPMA. Untuk mengakomodir kegiatan keislaman para pemuda. Dan ingin memajukan dan memakmurkan masjid-masjid khususnya yang ada di sekitar masjid besar ujung berung.
b) Manfaat HIPMA. Aktualisasi diri untuk mengembangkan masjid terlebih di bidang nasyid atau seni. Untuk masyarakat mengaktualisasikan diri mereka tentang kegiatan ini. Seperti gema bulletin. Yaitu adanya gabungan dengan gema bulletin dan hipma.
c) Respon HIPMA. Kurang daya tarik dari para pemuda. Kalau misalkan ada kegiatan seperti PHBI dan Karang Taruna baru antusias dan semangat untuk mensukseskan kegiatan PHBI dan Karang Taruna.
d) Pengaruh dari Organisasi HIPMA. Terhadap pendidikan belum begitu muncul karena hanya sekedar kegiatan phbi. Dan adanya terjalin silaturrahmi antar sesam pemuda.
e) Kendala HIPMA. Susah mengumpulakan peserta dan antusias dari para pemuda, kurangnya daya tawar terhadap para pemuda dan program yang menjajikan. Dan mengajak orang lain. Hanya sekedar keluarga besar masjid besar ujung berung. Seperti adanya kegiatan bisnis (perekonomian).
f) Perencanaan. Hanya ada jangka pendek saja yaitu seperti phbi karena kurang adanya respon dari para pemuda. Serta belum berani mengajukan kegiatan regular karena kurang adanya daya tawar yang menarik.
g) Organisasi. Masih kurang terorganisir. Kalau dilihat dari anggotanya masih sedikit. Serta kurangnya antusias dari para pemuda. Karena kata ketua umumnya para pemuda sekarang jarang ke masjid apalagi kalau misalkan ada tes baca al-qur’an, pasti sudah minder duluan. Maka dari itu dari segi organisasinya masih kurang efektif.
h) Penggerakan (Actuating). Kata ketua umum HIPMA yaitu Zaenuri S.Pd.I dari segi penggerakan yaitu masih kurang dan tidak adanya gerakan yang khusus untuk mengikat para pemuda agar ikut serta untuk mensukseskan HIPMA Masjid besar ujung berung ini.
i) Evaluasi. Yaitu kalau ada kegiatan saja kalau misalkan tidak ada kegiatan berarti tidak ada evaluasi.
BAB III
ANALISIS PERAN PEMUDA ISLAM DALAM GERAKAN DAKWAH
A. Pemuda Sebagai Generasi Harapan Islam
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun (QS 18/).
Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam al-Qur’an juga menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya kepada Allah SWT sehingga menyebabkan banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa sehingga ratusan orang dibinasakan dengan diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak (sabab nuzul QS ). Dan masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW) adalah para pemuda (Abubakar ra masuk Islam pada usia 32 tahun, Umar ra 35 th, Ali ra 9 th, Utsman ra 30 th, dst).
Sifat-sifat yang menyebabkan para pemuda tersebut dicintai Allah SWT dan mendapatkan derajat yang tinggi sehingga kisahnya diabadikan dalam al-Qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa, adalah sebagai berikut :
1. Karena mereka selalu menyeru pada al-haq (QS 7/181)
2. Mereka mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintai mereka (QS 5/54)
3. Mereka saling melindungi, menegakkan shalat (QS 9/71)
tidak sebagaimana para pemuda yang menjadi musuh Allah SWT (QS 9/67)
4. Mereka adalah para pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah SWT
(QS 13/20)
5. Mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta mereka untuk kepentingan Islam (QS 49/15)
B. Pemuda Sebagai Generasi Yang Memahami Kondisi Realitas Ummat
Jika kita menyaksikan kondisi mayoritas ummat Islam saat ini, maka terlihat bahwa sebagian besar ummat berada pada keadaan yang sangat memprihatinkan, mereka bagaikan buih terbawa banjir, tidak memiliki bobot dan tidak memiliki nilai. Jika dilakukan analisis secara mendalam dari sudut pandang agama, maka akan terlihat bahwa realitas ummat yang demikian disebabkan oleh hal-hal sbb:
• Penyakit ummat Islam saat ini (baik di Indonesia maupun di berbagai negara Islam) berpangkal pada sikap infirodiyyah (individualisme). Maksudnya adalah bahwa mayoritas ummat Islam saat ini bekerja sendiri-sendiri dan sibuk dengan masalahnya masing-masing tanpa berusaha untuk menggalang persatuan dan membuat suatu bargaining position demi kepentingan ummat. Para ulama dan muballigh sibuk bertabligh, para pengusaha muslim sibuk dengan usahanya dan para pejabatnya sibuk mempertahankan jabatannya, tidak ada koordinasi dan spesialisasi untuk bekerja sesuai dengan bidangnya kemudian hasilnya dimusyawarahkan untuk kepentingan bersama. Demikian pula di tingkat ORMAS dan ORPOL, masing-masing bekerja sendiri tidak ada kerjasama satu dengan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan jurang pemisah antara masing-masing kelompok semakin besar.
• Secara kejiwaan beberapa penyakit yang memperparah kondisi ummat Islam saat ini diantaranya adalah:S
1. Emosional, artinya bahwa ikatan keislaman mayoritas ummat saat ini baru pada ikatan emosional saja, belum disertai dengan kefahaman yang mendalam akan ajaran agamanya. Sehingga disiplin untuk bekerja, semangat untuk berdakwah, gairah berinfak, dsb baru pada taraf emosional, bersifat reaktif dan sesaat saja (QS 22/11).
2. Orientasi kultus. Dalam pelaksanaan ibadah ritual, menjalankan pola hidup sampai dengan mensikapi berbagai peristiwa kontemporer, mayoritas masyarakat muslim tidak berpegang kepada dasar (dhawabith) kaidah-kaidah Islam yang jelas, karena pengetahuan keislaman yang pas-pasan, sehingga lebih memandang kepada pendapat berbagai tokoh yang dikultuskan. Celakanya para tokoh tersebut kebanyakan dikultuskan oleh berbagai lembaga yang tidak memiliki kompetensi sama sekali dalam bidang agama, seperti media massa, sehingga bermunculanlah para ulama selebriti yang berfatwa tanpa ilmu, sehingga sesat dan menyesatkan.
3. Sok pintar. Sifat kejiwaan lain yang menonjol pada mayoritas kaum muslimin saat ini adalah merasa sok pintar dalam hal agama. Jika dalam bidang kedokteran misalnya, mereka sangat menghargai spesialisasi profesi, sehingga yang memiliki otoritas untuk berbicara masalah penyakit adalah dokter, demikian seterusnya kaidah ini berlaku untuk bidang-bidang lainnya, kecuali bidang agama. Dalam bidang agama, dengan berbekal pengetahuan Islam yang ala kadarnya setiap orang sudah merasa cukup dan merasa tidak perlu belajar lagi untuk berani berbicara, berpendirian, bahkan berfatwa. Seolah-olah agama tidak memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang perlu dipelajari dan dikuasai sehingga seorang layak berbicara dengan mengatasnamakan Islam.
4. Meremehkan yang lain. Sifat lain yang muncul sebagai kelanjutan dari rasa sok pintar diatas adalah meremehkan pendapat orang lain. Dengan ringannya seorang yang baru belajar agama di sebuah universitas di Barat berani menyatakan bahwa jilbab adalah sekedar simbol saja bukan suatu kewajiban syar’i, yang dengan “fatwa-prematurnya” ini ia telah berani menafsirkan tanpa kaidah atas ayat al-Qur’an, menta’wil secara bathil hadits-hadits shahih serta membuang sirah nabawiyyah (perjalanan kehidupan Nabi SAW dan para sahabatnya) dan ijma’ (kesepakatan) fatwa para ulama sedunia, baik salaf (terdahulu) maupun khalaf (kontemporer).
• Adapun secara aktifitas (amaliyyah) beberapa penyakit yang menimpa mayoritas ummat Islam saat ini diantaranya adalah :
1. Sembrono. Dalam aspek aktifitas, maka mayoritas ummat melakukan kegiatan dakwah secara sembrono, tanpa perencanaan dan perhitungan yang matang sebagaimana yang mereka lakukan jika mereka mengelola suatu usaha. Akibat aktifitas yang asal jadi ini, maka dampak dari dakwah tersebut kurang atau tidak terasa bagi ummat. Kegiatan tabligh, ceramah, perayaan hari-hari besar agama yang dilakukan hanya sekedar menyampaikan, tanpa ada follow up dan reevaluasi terhadap hasilnya. Khutbah jum’at hanya sekedar melaksanakan rutinitas tanpa dilakukan pembuatan silabi yang berbobot sehingga jama’ah sebagian besar datang untuk tidur daripada mendengarkan isi khutbah. Kegiatan membaca al-Qur’an hanya terbatas kepada menikmati keindahan suara pembacanya, tanpa diiringi dengan keinginan untuk menikmati dan merenungkan isinya, sehingga disamakan dengan menikmati lagu-lagu dan nyanyian belaka.
2. Parsial. Dalam melaksanakan Islam, mayoritas ummat tidak berusaha untuk mengamalkan keseluruhan kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah, melainkan lebih memilih kepada bagian-bagian yang sesuai dengan keinginannya dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya (QS 2/85). Sehingga seorang sudah dipandang sebagai muslim sejati, hanya dengan indikator melakukan shalat atau puasa saja. Padahal shalat hanya bagian yang sangat kecil saja yang menjadi kewajiban seorang muslim, disamping aturan-aturan lain yang juga wajib dilaksanakan oleh seorang muslim dalam berekonomi, politik, pergaulan, pola pikir, cita-cita, bekerja, dsb. Yang kesemuanya tanpa kecuali akan diminta pertanggungjawaban kita di akhirat kelak (QS 2/208).
3. Tradisional. Islam yang dilaksanakan masih bersifat tradisional, baik dari sisi sarana maupun muatannya. Dari sisi sarana, kaum muslimin belum mampu menggunakan media-media modern secara efektif untuk kepentingan dakwah, seperti ceramah dengan simulasi komputer, VCD film-film yang islami, iklan-iklan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, kebanyakan masih mengandalkan kepada cara tradisional seperti ceramah di mesjid, musholla dan di lapangan. Sementara dari sisi muatannya, maka isi ceramah yang disampaikan kebanyakan masih bersifat fiqih oriented; masalah-masalah aqidah, ekonomi yang islami, sistem politik yang islami, apalagi masalah-masalah dunia Islam kontemporer sama sekali belum banyak disentuh.
4. Tambal-sulam. Dalam menyelesaikan berbagai persoalan ummat, pendekatan yang dilakukan bersifat tambal sulam dan sama sekali tidak menyentuh esensi permasalahan yang sebenarnya. Sebagai contoh, mewabahnya AIDS cara mengatasinya sama sekali bertentangan dengan Islam, yaitu dengan membagi-bagi kondom. Seolah-olah lupa atau sengaja melupakan bahwa pangkal sebab dari AIDS adalah melakukan hubungan seks tidak dengan pasangan yang sah. Dan cara menanggulanginya adalah dengan memperbaiki muatan pendidikan agama yang diajarkan dari sejak sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Demikian pula masalah2 lainnya seperti tawuran pelajar, meningkatnya angka kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba, menjamurnya KKN ; kesemuanya berpangkal pada satu sebab yaitu lemahnya pemahaman dan kepedulian pemerintah dalam mengajarkan dan menerapkan aturan-aturan Islam.
C. Pemuda Harus Menjadi Generasi yang Bekerja dan Aktif Berdakwah
Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan aktifitas-aktivitas yang bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya. Melainkan Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah Islam. Pemuda adalah kelompok masyarakat yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya, diantaranya adalah bahwa mereka relatif masih bersih dari pencemaran (baik aqidah maupun pemikiran), mereka memiliki semangat yang kuat dan kemampuan mobilitas yang tinggi.
Para musuh Islam sangat menyadari akan hal tersebut, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk mematikan potensi yang besar tersebut dari awalnya dan menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun (bersifat santai dan melalaikan), dan bahkan destruktif.
Pemuda yang baik oleh karenanya adalah pemuda yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mereka beramal/bekerja dengan didasari dengan keimanan/aqidah yang benar.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” (QS Haa Miim [41]: 33)
2. Mereka selalu bekerja membangun masyarakat
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi [18]: 7)
3. Dan mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk ummat dan masyarakatnya
“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS At Taubah [9]: 105).
D. Pemuda Harus Menjadi Generasi yang Menjadi Potret Islam
Para pemuda hendaknya menyadari bahwa mereka haruslah menjadi kelompok yang mampu mempresentasikan nilai-nilai Islam secara utuh bagi masyarakat, yaitu:
1. Mereka menjadi generasi yang hidup qalbunya karena senantiasa dekat dengan al-Qur’an, dan tenang dengan dzikrullah (QS 13/28) [1], bukan generasi yang berhati batu (QS 57/16) [2] akibat jauh dari nilai-nilai Islam, ataupun generasi mayat (QS 6/122) [3] yang tidak bermanfaat tetapi menebar bau busuk kemana-mana.
2. Dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, maka para pemuda harus sabar dan terus berjuang menegakkan Islam, hendaklah mereka berprinsip bahwa jika cintanya kepada Allah SWT benar, semua masalah akan terasa gampang.
3. Dalam perjuangan, jika yang menjadi ukurannya adalah keridhoan manusia maka akan terasa berat, tetapi jika ukurannya keridhoan Allah SWT maka apalah artinya dunia ini (QS 16/96) [4]. Sumber: http://www.al-ikhwan.net/peranan-pemuda-dalam-islam-3-pemuda-harus-menjadi-generasi-yang-bekerja-dan-aktif-berdakwah-95/
Organisasi kepemudaan yang ada di masjid besar ujung berung. Menurut kami merupakan kegiatan yang sangat bagus dan positif. Yaitu untuk memajukan para pemuda agar tidak terjurumus dalam pergaulan bebas atau yang lainnya. Kegiatan ini bisa memberikan aura yang baik terutama bagi masyarakat sekitar, yang selama ini mereka memandang bahwa para pemuda zaman sekarang suka menghabiskan waktunya dengan berpoya-poya yang tidak ada manfaatnya. Tapi, dengan adanya HIPMA ini yaitu bisa mengangkat derajat para pemuda dengan semangat yang baru dan nasionalis yang tinggi untuk memajukan bangsa ini terutama memakmurkan masjid seperti di zaman dahulu.
Meskipun HIPMA masjid besar ujung berung ini belum lama didirikan, tapi para pemuda yang mengikuti organisasi ini cukup banyak di bandingkan dengan kegiatan kepemudaan di masjid lain bahkan mungkin dimasjid lain tidak ada kegiatan kepemudaan ini. Di HIPMA ini dalam merekrut anggota tidak ada pemaksaan melainkan dengan kesadaran sendiri yang timbul dari hati para pemuda yang ingin mengikurti HIPMA masjid besar ujung berung ini.
HIPMA masjid besar ujung berung ini mengadakan kegiatannya sangat banyak sekali seperti ada gabungan dengan bulletin gema, pengajian mingguan para pemuda, tilawah AL-Qur’an, dan adanya training motivasi bagi para pemuda. Dimana kegiatan ini sangat baik untuk memajukan para pemuda terutama dalam memakmurkan paraf masjid. Dan HIPMA ini sekarang sudah mendirikan Inkubator Bisnis Pemuda. Dimana dengan adanya kegiatan bisnis ini bisa mengurangi pengangguran para pemuda dan bisa memakmurkan pengurus yang ada di masjid besar ujung berung ini.
Tapi menurut kami analisis dari segi manajemennya yaitu masih kurang. Kenapa kami bilang begitu, karena di lihat dari perencanaannya yaitu hanya ada jangka pendek saja. Padahlakan alangkah lebih baiknya biasanya yaitu ada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendeknya yaitu kalau misalkan ada kegiatan PHBI dan karang taruna saja. Dan tidak adanya kegiatan regular. Karena HIPMA Ini belum mempunyai daya tawar yang bisa di sebarkan ke semua pihak agar kegiatan HIPMA ini akan menjadi lebih baik untuk seterusnya. Amiiin….
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIPMA Masjid Besar Ujung Berung adalah organisasi atau kegiatan yang bergerak di bidang kepemudaan. Yaitu untuk mengembangkan potensi yang ada dan memakmurkan paraf masjid yang menciptakan pemuda yang beriman, terampil, mandiri dan professional. Dengan adanya Hipma ini yaitu untuk mengkoordinir para pemuda baik yang dekat masjid besar uber ataupun di luar masjid uber. dan untuk menjalin sillaturahim antara sesam muslim terutama para pemuda agar lebih dekat lagi dengan masjid. Supaya masjid itu menjadi ramai oleh para pemuda seperti zaman dahulu. Dengan adanya hipma ini mudah-mudahan dapat menjadikan para pemuda yang menjunjung tinggi islam terutama agama dan bangsa. Amiiin.
B. Saran
Saran untuk HIPMA yaitu agar kegiatan ini lebih di tingkatkan lagi baik dari segi kegiatan ataupun yang lainnya. Agar para pemuda menjadi generasi yang di banggakan baik untuk bangsa terutama agama. Dan agar lebih dekat lagi dengan masjid supaya memakmurkan masjid. Amiiin…
REFERENSI
Wawancara langsung ke Masjid Besar Ujung Berung dan kepada ketua kegiatan HIPMA Masjid Besar Ujung Berung. Terimaksih kepada Nara Sumber yaitu bpak:
1. Bpk. Asep Sulaeman. S.Ag ( Sekretaris Umum )
2. Bpk. Zaenuri. S.Pd.I ( Ketua HIPMA )
0 komentar:
Posting Komentar