Nez PinkBox

YM

Minggu, 13 November 2011

karangan deskripsi


BAB I
PENDAHULUAN
Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami bahasa dari lambang grafik itu. Dengan kriteria seperti itu dapatlah dikatakan bahasa menyalin atau mengopi huruf-huruf ataupun menyusun suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis apabila orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut tidak memahami beserta representasinya.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan menulis karangan. Dalam pembelajaran menulis, diharapkan kita tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan namun juga diperlukan kecermatan untuk membuat argumen, memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca salah satunya yaitu membuat karangan deskripsi.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan Deskripsi
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain). Atau karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Menurut Keraf (1982: 2), Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang dibicarakan, “Rusyana (1986:131) mengemukakan bahwa, deskripsi, lukisan atau pemerian ialah karangan yang melukiskan sesuatu, menyatakan apa yang diindera, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa dalam wujud kalimat”.
Masih menurut Rusyana (1984: 136), “terdapat kaitan antara jenis karangan yang satu dengan jenis karangan yang lainnya termasuk antara deskripsi, dengan narasi, eksposisi dan argumentasi. Deskripsi merupakan jenis karangan yang cenderung dipergunakan oleh ketiga jenis karangan laiinnya sebagai alat untuk mengkonkretkan pokok pembahasan.



B. Ciri-ciri Karangan Deskripsi
            Beberapa ahli memberikan batasan tentang tentang karangan deskripsi sesuai dengan ciri-ciri karangan deskripsi.
            Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa karangan deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang.
            Keraf (1982:94) pun memakai kata “memberikan rincian-rincian dan objek-objek”, berarti cara penyampainya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
            Berdasarkan ciri-ciri karanga deskripsi diatas maka dapat disimpulkan diantaranya:
1.      Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
3.      Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
4.      Hasil penyerapan pancaindera
C. Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi
1.      Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
2.      Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3.      Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
D. Langkah Menyusun Deskripsi
  1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
  2. Tentukan tujuan
  3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
  4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
  5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
Contoh Karangan Deskripsi
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan kehalaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan terlihat sawah-sawah milik para petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makanan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesa ku rata-rata penduduknya berprofesi sebagai petani.
Pagi ini terlihat sangat sibuk, dijalan-jalan terlihat ibu-ibu yang tengah berjalan menuju pasar untuk berjualan sayuran. Tetangga ku seorang peternak bebek juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebek-bebeknya kerawa dekat sawah untuk mencari makanan, bebek-bebek yang pintar mereka berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.
Dihalaman rumah kakek ku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat, disamping kiri pohon mangga terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai ini adalah desa tempat tinggal kakek ku serta tempat kelahiran ku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi saat liburan. Selain bias bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai.



Berikut ini Contoh topik yang tepat untuk karangan deskripsi:
1.      Keindahan Bukit Kintamani
2.      Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
3.      Keadaan ruang praktik
4.      Keadaan daerah yang dilanda bencana
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

E. Ciri-ciri Metode Karangan Deskriptif
1.      Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2.      Data yang dikumpulkan mula-mula di susun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).
Sifat-sifat lainnya adalah sama seperti pada setiap metode penyelidikan secara umum. Untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya, seorang penyelidik mengusahakan agar:
1.    Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif itu dengan teliti dan terperinci, baik mengenai dasar-dasar metodologi maupun mengenai detail teknik secara khusus.
2.    Menjelaskan prosedur pengumpulan data, serta pengawasan dan penilaian terhadap data itu.
3.    Memberi alasan yang kuat mengapa dalam metode deskriptif tersebut penyelidik mempergunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
Beberapa jenis dan pelaksanaan metode deskriptif:
1.      Teknik survey. Survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan.
2.      Study kasus. Berbeda dengan survey study kasus memusatkan penelitian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.
3.      Studi komparatif. Penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubungan-perhubungan sebab-akibat, yakni yang meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain, adalah penyelidikan yang bersifat komparatif.
4.      Studi waktu dan gerak. Penyelidikan dalam penggunaan waktu serta dalam tingkah laku seorang petugas, pada akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian para ahli psikologi perusahaan, yang bermaksud menemukan cara-cara mempertinggi efisiensi produksi.
5.      Analisa tingkah laku. Teknik ini banyakpersamaannya tentang gerak manusia. Dalam hal ini gerak-gerik atau lebih luas lagi tingkah laku manusia dalam melakukan suatu tugas dengan tanggung jawab terntu diamati dan dianalisa.
6.      Analisa kuantitatif. Dalam pembicaraan mengenai metode historik yang sehubungan dengan penyelidikan dokumenter telah disinggung bahwa ada penyelidikan dokumenter yang kurang tepat dimaksudkan dalam metode historik. Bagian ini yang dimaksud adalah lebih tepat disebut analisa kuantitatif.
7.      Studi operasional.
F. Macam-macam Karangan Deskripsi
1. Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif ialah deskripsi yang bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya.
Contoh deskripsi sugestif yang membicarakan objek tempat Kilometer Nol, Sebuah Lambang Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weah Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang.
Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat Nusantara.
Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar 3 meter. Itupun hanya permukaan sekitar 2 meter yang kelihatan, selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada kendaraan 2 arah berada di jalur itu. Jarak kilometer nol ke kota Sabang 22,5 Km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut atau hampir 52 Km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara Sumatra. Jalan menuju kilometer nol hampir tak berbicara sebagai sebuah jalan raya. Kilometer nol pun seakan-akan tak berbicara sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan ”KM0” telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tugu-tugu yang kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya. Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah bola-bola awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan Indonesia.
2. Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis ialah deskripsi yang bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenal bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu.
Contoh deskripsi teknis Tentang Agroindustri Salah satu sektor yang mempunyai arti strategis dalam Pembangunan Nasional Jangka Panjang adalah pengembangan agroindustri. Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan pertanian serta jasa bagi kegiatan tersebut. Titik berat Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri yang kuat ditunjang oleh pertanian yang tangguh, yang dapat membawa perubahan fundamental dalam struktur perekonomian Indonesia, sehingga produksi nasional yang berasal dari sector luar pertanian merupakan bagian yang makin besar dan akhirnya menjadi tulang punggung perekonomian. Industri yang kuat adalah industri yang strukturnya kukuh dan berakar pada kemampuan sumber daya alam yang dimiliki dan yang dapat menjelmakan kaitan ke depan, ke samping, dan ke belakang dengan industri lainnya. Pertanian yang tangguh adalah yang mampu menyediakan bahan baku hasil pertanian dalam jumlah, mutu, dan waktu yang dapat mendorong pertumbuhan industri. Dengan demikian, sector agroindustri merupakan mata rantai penghubung antara sector pertanian dan sector industri. Pengembangan sector agroindustri di samping mempunyai arti strategis dalam kerangka Pembangunan Nasional Jangka Panjang juga dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja dengan membuka spectrum baru lapangan kerja yang luas dan beragam, baik formal maupun nonformal. Ruang lingkup agroindustri yang luas memungkinkan tenaga kerja informal bisa diserap lebih banyak. Agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri peralatan dan mesin pertanian serta industri jasa pertanian. Industri pengolahan hasil pertanian mempunyai lima subsektor, yaitu: industri pengolahan tanaman pangan, perkebunan, hasil hutan perkebunan, dan hasil peternakan. Industri peralatan dan mesin pertanian mencakup industri peralatan dan mesin pertanian budidaya serta pengolahan. Industri jasa sektor pertanian meliputi perdagangan, konsultasi, dan komunikasi.
G. Pendekatan Karangan Deskriptif
1. Pendekatan Realistis
Dengan pendekatan ini, objek yang tengah diamati harus dituliskan seobjektif-objektifnya. Artinya, objek yang tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaan yang nyata. Perincian-perincian dan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti di potret.
2. Pendekatan Impresionistis
Dengan pendekatan ini penulis menggambarkan atau melukiskan objek secara subjektif. Artinya, objek yang akan digambarkan atau dilukiskan dikemukakan oleh penulis secara bebas dan berdasarkan penafsirannya saja. Penulis harus menyeleksi bagian-bagian yang diperlukan dari kenyataan-kenyataan yang hendak dideskripsikan secara cermat.
3. Pendekatan Sikap Penulis
Dengan pendekatan ini akan terlihat bagaimana sikap penulis terhadap objek yang akan digambarkan atau dilukiskan. Penulis dapat mengambil salah satu sikap, seperti sikap masa bodoh, bersungguh-sungguh dan cermat, seenaknya, dan sebagainya. Sikap-sikap ini berhubungan pula dengan tujuan yang akan dicapai penulis, sifat objek, dan orang yang membaca deskripsinya.
H. Langkah-langkah Menulis Deskripsi
1. Menetapkan Tema Tulisan
Tema tulisan, yaitu gagasan, persoalan, masalah, atau ide yang akan kita kemukakan dalam tulisan. Karena tulisan yang hendak kita kembangkan berbentuk deskripsi, tema tulisan tentu berupa objek yang akan kita tulis. Misalnya, kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang kegiatan yang terdapat di sekolah. Karena tema ini terlalu luas, maka perlu dipersempit lagi. Dari sini dapat ditetapkan beberapa tema kecil, seperti upacara bendera, pergelaran seni, atau pertandingan olahraga.
2. Menetapkan Tujuan Tulisan
Dengan menulis deskripsi maka tujuan hendak dicapai ialah memberikan gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Jika yang kita tulis berbentuk deskripsi sugestif maka tujuan menulis ialah berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi pembaca terhadap objek tertentu. Akan tetapi, jika yang kita tulis itu berbentuk deskripsi teknis maka tujuan menulis ialah berusaha menanamkan pengertian kepada pembaca terhadap objek tertentu dengan cara memberikan indentifikasi dan informasi mengenai objek tersebut. Umpamanya kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang jalannya upacara penaikan bendera di sekolah. Tujuan kita menulis ialah memberikan gambaran kepada pembaca tentang jalannya upacara penaikan bendera agar pembaca dapat menghayatinya.



3. Mengumpulkan Bahan Tulisan
Bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya :
a.       Dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis.
b.      Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan bacaan lainnya. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
c.       Melalui wawancara dengan narasumber yang menguasai permasalahan yang ingin kita ketahui.
d.      Melalui gabungan beberapa cara yang telah dikemukakan. Kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.
4. Menyiapkan Kerangka Tulisan
Umpamanya kita hendak menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan bahan-bahan yang telah dikumpulkan, maka kerangka karangan tampak seperti berikut ini.
I. Waktu upacara penaikan bendera
A. Tepat pukul 07.00
B. Siswa berbaris
II. Tempat upacara
A. Bersemen dan bersih
B. Pepohonan dan bunga
III. Petugas pelaksana upacara
A. Kebijaksanaan sekolah
B. Bertanggung jawab
IV. Peserta upacara
A. Para guru
B. Para karyawan dan tata usaha
V. Suasana upacara
A. Khidmat
B. Disiplin
VI. Pembina upacara
A. Kepala sekolah
B. Bapak atau ibu guru
VII. Pesan Pembina upacara
A. Kewajiban kita
B. Rajin belajar
5. Mengembangkan Tulisan
Jika kita menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan menggunakan kerangka karangan seperti tampak pada langkah keempat, pengembangan tulisannya tampak seperti di bawah ini.






BAB III
KESIMPULAN
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berusaha untuk memindah-kan kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca. Penulis berusaha untuk menyampaikan sifat dan semua rincian wujud yang ditemukan pada objek yang ditulis itu. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal atau imajinasi kepada para pembacanya, sehingga seolah-olah pembaca melihat atau merasakan sendiri objek yang dibicarakan secara keseluruhan seperti yang dialami oleh penulisnya.
Berdasarkan tujuannya, deskripsi dibedakan menjadi dua yaitu, (1) deskripsi sugestif dan (2) deskripsi teknis (deskripsi ekspositoris), sedangkan berdasarkan cara pendekatannya agar objek yang digambar-kan dapat tepat maksudnya dibagi menjadi (1) pendekatan realistis, (2) pendekatan impresionistis, dan (3) pendekatan menurut sikap pengarang.
Berdasarkan kategori yang biasa diungkapkan, ada dua objek yang dapat kita deskripsikan, hal itu adalah deskripsi orang dan deskripsi tempat. Untuk mempermudah melakukan pendeskripsian, berikut adalah rambu-rambu yang dapat Anda ikuti.
1.      Menentukan hal apa yang hendak dideskripsikan.  
2.      Merumuskan tujuan pendeskripsian.  
3.      Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan.  
4.      Merinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.





DAFTAR PUSTAKA

Winaryo Sukahmad. 2004. Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Tarsito. Bandung
Sugiono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Cecep Wahyu Hoerudin. Kaidah dan Pelatihan Bahasa Indonesia. 2005. Insan Mandiri. Bandung
Heri jauhari. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pustaka Setia. Bandung

 

1 komentar:

Diny Fahmila mengatakan...

Kita juga punya nih artikel mengenai Deskripsi Komparatif, silahkan dikunjungi dan dibaca, berikut linknya: http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/864/1/21206261.pdf
Terimakasih

Posting Komentar

ABOUT ME

Foto saya
ih sya itu orangnya baik..asyik deh law berteman sam q..tpi aga bawel dikit..tp tnang baik ko..he..

VISITORS

SHARE IT

Powered By Blogger

anez cute

My Popularity (by popuri.us)

visitorq

free counters

translate

Template by: Free Blog Templates