BAB I PENDAHULUAN
Bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep keperilakuan yang abstrak, dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis serta non-bisnis maupun organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. kerangka kerja konseptual, berguna untuk mengatur pengetahuan yang disajikan tentang hal-hal yang perlu diketahui mengenai sistem informasi manajemen untuk mendapatkan keuntungan. Sistem informasi seyogyanya mendukung strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Sebuah sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyimpan data, memproses data, dan menghasilkan informasi. Sebuah sistem informasi melayani dua fungsi penting dalam sebuah organisasi. Pertama, sistem informasi mencerminkan dan mengamati aksi-aksi dalam sistem operasi, yaitu dengan memproses, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi operasional. Kedua, sistem informasi mendukung kegiatan-kegiatan manajerial, termasuk pembuatan keputusan-keputusan manajemen.
Agar para praktisi bisnis atau organisasi dapat dengan lebih mudah mengakses sumber daya-sumber daya informasi dalam hal pengembangan sistem informasi perusahaan yang berbasis teknologi informasi, baik itu didalam perusahaan maupun diluar perusahaan yang mereka butuhkan untuk mendukung kebutuhan pelanggan, pemasok dan mitra dagang. Sistem informasi lintas fungsi manajemen (co-sourching) perusahaan akan dapat mendukung, serta meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar tim atau kelompok kerja di dalam suatu organisasi ataupun diluar organisasi (in-co-out sourching).
Dalam hal ini maka perusahaan dapat mencapai tingkat efisiensi, kelincahan, dan responsivitas secara optimal dan maksimal yang dibutuhkan untuk berhasil dalam lingkungan bisnis yang serba tidak pasti dan dinamis dalam menangani berbagai fungsi bisnis dalam pemasaran, produksi, atau operasi, akuntansi, keuangan, dan dalam hal manajemen sumber daya manusia melalui berbagai operasi dengan sistem informasi manajemen yang baik.
Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing. Perusahaan harus berhati-hati dalam hal pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan advantage dan disadvantage dari ketiga alternatif tersebut.
Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja.
BAB II PEMBAHASAN
METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PADA ORGANISASI DAKWAH
A. Pengertian Sistem Informasi dan Organisasi
1. Pengertian Sistem
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem menurut para ahli:
L. James Havery
Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
John Mc. Manama
Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
C.W. Churchman
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
J.C. Hinggins
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
2. Pengertian Informasi
menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
penulis lain, burch dan strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
3. Pengertian Organisasi
Organisasi Dalam Sebuah Definisi yaitu
A. Etimologi
Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
B. Terminologi
Organisasi secara teminologi diantaranyan adalah :
- Organisasi Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang- orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Organisasi Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Organisasi Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
B. Perlunya Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Perlunya Pengembangan Sistem :
1. Adanya permasalahan (problem) yang timbul pada sistem yang lama Permasalahan yang timbul dapat berupa :
- Ketidakberesan
- Pertumbuhan Organisasi
- Untuk meraih kesempatan (opportunities)
- Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya
- Adanya instruksi-instruksi (directives)
2. Prinsip Pengembangan Sistem
- Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
- Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal :
- Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
- Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system
- Proses pengembangan sistem tidak harus urut
- Jangan takut membatalkan proyek
- Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
3. Tahapan Pengembangan Sistem. Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari :
- Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
- Analisis Sistem (System Analysis)
- Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
- Seleksi Sistem (System Selection)
- Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
- Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance)
C. Faktor-faktor serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya SIM dalam Organisasi/Perusahaan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi/perusahaan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi/perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun karena beberapa faktor tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
- Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
- Kurangnya perencanaan yang memadai
- Kurang personil yang handal
- Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya system lama, terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di system yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
- Ketidakberesan sistem yang lama Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
- Pertumbuhan organisasi Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
2. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM yaitu diantaranya:
2. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM yaitu diantaranya:
- Keluhan pelanggan
- Pengiriman barang yang sering tertunda
- Pembayaran gaji yang terlambat
- Laporan yang tidak tepat waktu
- Isi laporan yang sering salah
- Tanggung jawab yang tidak jelas
- Waktu kerja yang berlebihan
- Ketidakberesan kas
- Produktivitas tenaga kerja yang rendah
- Banyaknya pekerja yang menganggur
- Kegiatan yang tumpang tindih
- Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
- Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
- Persediaan barang yang terlalu tinggi
- Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
- Biaya operasi yang tinggi
- File-file yang kurang teratur
- Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
- Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
- Investasi yang tidak efisien
- Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
- Kapasitas produksi yang menganggur
- Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
- DLL.
Salah satu pengembangan dalam system informasi manajemen yang menggembirakan dan yang sifatnya mengadakan perubahan baru adalah pertumbuhan system saling mempengaruhi: manusia mesin, manusia-manusia.
D. Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem Informasi
A. Background
- Pada awal berkembangnya sistem informasi, pengembangan sistem informasi dilakukan oleh programmer.
- Programmer membuat program berdasarkan permintaan dan informasi dari user/manajamen organisasi.
- Output dari rancangan programmer ternyata tidak dapat memuaskan user.
B. Siklus, teknik dan metodologi
- Siklus (Life Cycle) dalam hal ini siklus Sistem Informasi adalah tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
- Teknik (Technique) adalah pendekatan bagaimana menggunakan alat-alat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahapan-tahapan dalam siklus pengembangan sistem informasi.
- Metodologi adalah rincian secara menyeluruh dari siklus pengembangan sistem informasi yang mencakup; langkah demi langkah tugas dari masing-masing tahapan, aturan yang harus dijalankan oleh individu dan kelompok dalam melaksanakan tugas, standar kualitas dan pelaksanaan dari masing-masing tugas, teknik-teknik pengembangan yang digunakan untuk masing-masing tugas ini berkaitan dengan teknologi yang digunakan oleh pengembang.
C. Teknik-teknik dalam proses Pengembangan Sistem Informasi
Teknik terstruktur, merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah.
1. Teknik terstruktur
- Pemrograman terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten.
- Desain terstruktur merupakan salah satu proses yang beroirentasi teknik yang digunakan untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk diimplementasikan dan dipelihara (dirubah).
2. Teknik Terstruktur (cont’d)
- Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.
- Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
- Rekayasa Informasi merupakan perpaduan dari pemodelan data dan proses, juga memberikan penekanan baru terhadap pentingnya perencanaan sistem informasi
3. System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
- Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan system informasi
- Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
- Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
- Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
- Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
- Merancang sistem informasi baru
- Membangun sistem informasi baru
- Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
- Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
4. Metode Prototyping
Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen
5. Metode Prototyping (Cont’d)
Karakteristik metode prototyping meliputi langkah-langkah :
1. Pemilahan fungsi
2. Penyusunan Sistem Informasi
3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya
Jenis-jenis prototyping meliputi:
1. Feasibility prototyping
2. Requirement prototyping
3. Desain Prototyping
4. Implementation prototyping
Teknik-teknik prototyping meliputi:
1. Perancangan Model
2. Perancangan Dialog
3. Simulasi
6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping
Keunggulan:
1. End user dapat berpartisipasi aktif
2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3. mempersingkat waktu pengembangan SI
Kelemahan:
1. proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan
4. protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
5. protype terlalu cepat selesai
7. Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan, meliputi:
1. Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria
2. Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas
3. Membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas
4. Memilih protype mana yang direview
5. Implementasi Sistem Informasi
8. Metode Soft System
Metode ini memiliki tujuh tahapan, meliputi :
1. Masalah relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur
2. Menyusun problematique diagram dan rich picture
3. Menyusun konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan
4. Membandingkan antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas
5. Diskusi untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang ada
6. Menyusun Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah
9. Joint Application Development (JAD)
- JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibuthkan dan unsur rancangan eksternal.
- Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.
10. Keterlibatan User dalam pengembangan SI
- Kebutuhan User
- Pengetahuan akan kondisi lokal
- Keenganan untuk berubah
- User merasa terancam
- Meningkatkan alam demokrasi
A. INSOURCING
Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer membuat keputusan-keputusan adalah tugas yang sangat sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya.
In-sourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya.
Keuntungan
Keunggulan dalam menerapkan metode in-sourcing diantaranya :
- Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.
- Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
- Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.
- Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
- Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.
- Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
- Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
- Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
Kelemahan
Kelemahan dalam menerapkan metode in-sourcing adalah :
- Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.
- Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
- Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
- Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
- Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
- Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
B. OUTSORCING
Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya. Peran utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan yang efektif atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif diluar perusahaan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil mengembangkan strategi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam industrinya. Sumberdaya-sumberdaya yang terdapat diluar perusahaan yang diantaranya, sumber daya data calon pelanggan dan pelanggan, sumber daya data pemasok, sumber daya informasi, sumber daya data pesaing atau kompetitor, dan atau sumber daya lainnya yang terkait hubungannya dengan keunggulan perusahaan yang berada diluar perusahaan (outsource).
Outsourcing dapat berupa meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta maintenance sistem kepada pihak ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi diantaranya:
- Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
- Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.
- Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
- Faktor waktu/kecepatan.
- Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.
- Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
Keuntungan
Keuntungan dengan menerapkan metode out-sourcing adalah :
- Perusahaan dapat mengonsentrasikan diri pada bisnis yang ditangani. Masalah mengenai hardware, sofware, dan maintenance sistem merupakan tanggung jawab pihak vendor.
- Lebih praktis serta waktu pengembangan sistem informasi relatif lebih cepat, efektif, dan efisisen karena dikerjakan oleh orang yang profesional di bidangnya.
- Penghematan waktu proses dapat diperoleh karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
- Dapat membeli partner/provider sesuai anggaran dan kebutuhan. Memudahkan akses pada pasar global jika menggunakan vendor yang mempunyai reputasi baik.
- Resiko ditanggung oleh pihak ketiga. Resiko kegagalan yang tinggi dan biaya teknologi yang semakin meningkat, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika menyerahkan pengembangan sistem informasi kepada outsourcer agar tidak mengeluarkan investasi tambahan.
- Biaya pengembangan sistem informasi dapat disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan perusahaan. Mahal atau murahnya biaya pengembangan sistem informasi tergantung jenis program yang dibeli.
- Mengurangi resiko penghamburan investasi jika penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika hal ini terjadi maka perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
- Dapat digunakan untuk meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi.
- Memfasilitasi downsizing sehingga perusahaan tak perlu memikirkan pengurangan pegawai.
Kelemahan
Disamping keunggulan yang telah disampaikan di atas, penerapan metode out-sourcing ini juga memiliki kelemahan, diantaranya :
- Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan.
- Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
- Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
- Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan atau organisasi umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
- Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.
- Manajemen perusahaan membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama dan perusahaan harus membayar lisensi program yang dibeli sehingga ada konsekuensi biaya tambahan yang dibayarkan.
- Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.
- Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan. Mungkin saja pihak outsourcer tidak fokus dalam memberikan layanan karena pada saat yang bersamaan harus mengembangkan sistem informasi klien lainnya.
- Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer yang harus dihubungi terlebih dahulu.
- Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.
F. Unsur-unsur dalam Sistem Informasi yang efektif
Untuk menentukan jaringan yang efektif bagi suatu system informasi manajemen telah disarankan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
- Data atau informasi apakah yang dibutuhkan?
- Bilamana data atau informasi itu dibutuhkan?
- Siapa yang membutuhkannya?
- Dimana data atau informasi itu dibutuhkan?
- Dalam bentuk apa data atau informasi itu dibutuhkan ?
- Berapa biaya data atau informasi itu?
- Prioritas apa yang akan diberikan oleh bermacam-macam data ?
- Mekanik apakah yang akan digunakan untuk menyortir informasi, menyusunya, menggunakannya menjadi bentuk yang berarti, dan menyampaikan informasi yang telah dipersatukannya kepada pengambil kepetusan untuk mengambil tindakan?
- Bagaimana pengaturan control umpan balik akan disediakan bagi manajemen atau organisasi?
- Mekanisme apakah yang akan ditentukan untuk dapat terus menerus menilai dan memperbaiki system informasi manajemen?
BAB III KESIMPULAN
Suatu organisasi terdiri atas sejumlah unsur: orang-orang yang mempunyai bermacam-macam peranan dalam organisasi, kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan, tempat kerja atau tempat fisik pekerjaan, dan wewenang serta hubungan-hubungan komunikasi yang meningkat bersama organisasi.
Kebanyakan organisasi memulai dengan sangat sedikit mengenai tujuan, rencana, anggaran, bagan organisasi, pedoman prosedur, atau perlengkapan formal lainnya. Selama kehidupan awal suatu organisasi, mungkin unsur yang terpenting adalah pengusaha dan suatu ide atau gagasan. Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana kebutuhan akan system informasi manajemen formal berkembang menjadi organisasi permulaan, dan tumbuh menjadi system unsure-unsur yang menjadi berhubungan yang lebih besar.
Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing. Perusahaan harus berhati-hati dalam hal pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan advantage dan disadvantage dari ketiga alternatif tersebut. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja.
Metode insourcing sebaiknya digunakan ketika perusahaan yakin bahwa metode tersebut memang tepat. Beberapa keunggulan dari insourcing yaitu bahwa karena yang mengembangkan sistem informasi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan itu maka ia mengerti dan paham mengenai apa yang dibutuhkan perushaan, selain itu perusahaan juga menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi perlu dipikirkan juga bahwa pengembangan tersebut tidak akan menggangu pekerjaan rutin si karyawan, sehingga pengerjaannya akan fokus. Apabila ternyata mengganggu maka akan mengakibatkan pengembangan tersebut justru memakan waktu yang lama.
Proses outsourcing sebaiknya dikomunikasikan dan diinformasikan kepada berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut termasuk staff bagian IT, sehingga ketika outsourcing dilaksanakan para staff memahami pentingnya keahlian dan teknologi baru bagi perusahaan mereka dan di dorong untuk memperoleh keahlian baru tersebut. Salah satu contoh keberhasilan outsourcing yaitu, American Standard yang melaporkan bahwa dalam setahun dapat menghemat $2 juta karena melakukan outsourcing terhadap operasi keuangan dan penggajian (Laudon & Laudon, 1998).
Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial.
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.
Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Drs. Moekijat. 1986. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Rosda Karya. Bandung
1 komentar:
Perkenalkan namanya saya : yolivia. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih, karena tulisan Saudara di blog ini telah memberikan pencerahan kepada saya tentang insourcing dan outsourcing. Dalam tulisan Saudara, disebutkan 3 metode pengembangan sistem informasi dalam perusahaan, yaitu in-co-out sourcing. Tetapi dalam tulisan Saudara belum ada penjabaran mengenai definisi, kelemahan dan kelebihan dari cosourcing. Maka dari itu, saya ingin menanyakan tentang definisi, kelemahan dan kelebihan dari cosoursing?
Posting Komentar